Sabtu, 18 Mei 2013

Tugas praktikum DBT

SOAL + JAWABAN
1.      Sebutkan contoh indeks panen tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, pangan, palawija, dan perkebunan, masing-masing 3 !
1.1     Indeks panen tanaman sayur-sayuran
·      Cabai
                        Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.
·      Kangkung
                        Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
·      Wortel
                        Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan sejak sebar benih sudah dapat dipanen atau tergantung varietasnya. Varietas Ideal dipanen pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar lokal Lembang 100-110 hst. Jika ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua maka segera dipanen. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah). Khusus bila dipanen umur muda atau “Baby Carrot” dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. umur panen sekitar 50-60 hari setelah tanam. 2. ukuran umbi sebesar ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10 cm dan diameternya sekitar 1-2 cm.
1.2     Indeks panen tanaman buah-buahan
·      Apel
                        pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari.
·      Mangga
                        Jenis bibit yang digunakan pada budi daya mangga berpengaruh pada waktu panen buah mangga. Pada umumnya, pada budidaya mangga dari bibit cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, sedangkan mangga dengan penggunaan bibit secara okulasi mulai berbuah umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah siap dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.
·      Pisang
                        Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah
mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
1.3     Indeks panen tanaman pangan
·      Padi
                        Panen yang baik dilakukan pada saat cuaca terang. Secara umum, padi dapat di panen pada umur antara 110–115 hari setelah tanam. Kriteria tanaman padi yang siap dipanen adalah sebagai berikut : 1) Umur tanaman tersebut telah mencapai umur yang tertera pada deskripsi varietas tersebut; 2) Malai padi menunduk karena menopang bulir-bulir yang bernas; 3) Butir gabah terasa keras bila ditekan.Apabila dikupas, tampak isi butir gabah berwarna putih dan keras bila di gigit.Biasanya gabah tersebut memiliki kadar air 22-25%.
·      Kentang
                        Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering.
·      Jagung
                        Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Namun sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan akan jagung kita masih harus mengimpor dari luar negeri karena produksinya belum mencukupi. Padahal ketersediaan lahan budidaya masih luas. Untuk menghasilkan produksi jagung yang tinggi diperlukan teknik budidaya jagung yang tepat.
                        Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua atau matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Penentuan waktu panen untuk jagung tergantung dari jenis jagung yang ingin didapatkan, yaitu baby corn, jagung untuk sayur/rebus, dan biji kering. Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
1.4     Indeks panen tanaman palawija
·      Kedelai
                        umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul- betul sempurna dan merata.
·      Buncis
                        Pemanenan dapat dilakukan saat tanaman berumur 60 hari dan polong memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: a) Warna polong agak muda dan suram; b) Permukaan kulitnya agak kasar; c) Biji dalam polong belum menonjol; d) Bila polong dipatahkan akan menimbulkan bunyi letup. Dalam menentukan saat panen harus setepat mungkin sebab bila sampai terlambat memetiknya beberapa hari saja maka polong bincis dapat terserang penyakit bercak Cercospora. Penyakit tersebut sebenarnya hanya menyerang daun dan bagian tanaman lainnya, tetapi karena saat pemetikan yang terlambat maka penyakit tersebut berkembang sampai ke polong-polongnya.
                        Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu setiap 2-3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh polonh yang seragam dalam tingkat kemasakkannya. Pemetikan dihentikan pada saat tanaman berumur lebih dari 80 hari, atau kira0kira sejumlah 7 kali panen.
·      Kacang panjang
                        Polong muda : Ciri-ciri polong yang siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan. Polong tua : Ciri-ciri kacang tunggak yang siap panen adalah polong-polongnya telah cukup tua, biji-biji menonjol dan kulit luar berwarna hijau kekuningan. Umur panen 3-3,5 bulan dan waktu panen pada pagi/sore hari.
1.5     Indeks panen tanaman perkebunan
·      Teh
                        Pada tanaman teh, panen berarti memetik pucuk/daun teh muda yang berkualitas dalam jumlah sebesar-besarnya dengan memperhatikan kestabilan produksi dan kesehatan tanaman. Tanaman memasuki saat dipetik setelah berumur 3 tahun. Daun yang dipetik adalah: Peko (Pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif); Burung (Pucuk/tunas yang sedang istirahat); Kepel (Daun kecil yang terletak di ketiak daun tempat ranting tumbuh).
·      Kopi
                        Tanaman kopi berbunga pada umur 3 tahun dengan buah dapat dipanen pada umur 4 tahun. Buah kopi mulai masak kira-kira pada bulan April/Mei hingga September/Oktober. Di daerah-daerah basah, masa panen lebih lama dengan produksi harian tertinggi antara 1 – 2 % dari produksi total setahun. Di daerah-daerah kering, masa panen lebih singkat dengan produksi harian tertinggi antara 2 – 3 % atau lebih dari produksi total setahun. Tanaman kopi berbunga tidak serentak melainkan secara bertahap sehingga menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan umur buah dalam satu dompolan yang sama. Oleh karena adanya perbedaan umur buah tersebut, maka panen dilakukan dalam beberapa putaran, setiap putaran antara 1 – 2 minggu.


·      Kelapa Sawit
                        Sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Disamping itu ada kriteria lain tandan buah yang dapat dipanen apabila tanaman berumur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir, jika tanaman berumur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir.
2.      Sebutkan macam-macam teknik panen pada tanaman !
a.         Teknik mekanis : panen dapat dilaksanakan dengan menggunakan alat agar memudahkan petani untuk ngambil hasil produksi dan menimalkan tenaga kerja tetapi untuk harga alatnya relatif mahal.
b.         Teknik manual : panen yang dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja manusia yang relative banyak dengan biaya yang lebih murah tetapi membutuhkan banyak waktu.
3.      Sebutkan kegiatan pada pascapanen !
a.         Pembersihan dan pencucian
b.         Seleksi/sortasi
c.         Grading (pengkelasan)
d.        Pengemasan
e.         Penyimpanan
f.          Pengangkutan

4.      Jelaskan masing-masing kegiatan pada pascapanen !
a.    Pembersihan dan Pencucian
        Hasil panen harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipasarkan dengan tujuan untuk mencegah masuknya mikrobakteri dari kotoran yang melekat, melindungi konsumen dari residu berbahaya dan untuk lebih menarik minat konsumen.  Kegiatan pembersihan ada dua macam yaitu memotong bagian-bagian yang tidak berguna dan menghilangkan kotoran yang tidak dikehendaki. Bagian-bagian yang tidak berguna terutama yang busuk harus dipotong supaya tidak mencemari bagian tanaman yang lain.
b.    Seleksi atau Sortasi
        Tidak semua tanaman atau bagian  tanaman yang dipanen layak untuk dipasarkan, karena itu perlu dilakukan sortasi.  Sortasi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan hasil panen yang baik (tidak mengalami kerusakan fisik dan terlihat menarik) dengan yang jelek (hasil yang telah mengalami kebusukan/kerusakan fisik akibat penguapan atau serangan hama dan penyakit serta benda asing yang tidak dikehendaki.
c.    Grading (pengkelasan)
        Grading sangat penting karena grading merupakan cara yang dapat dilakukan untuk melihat mutu produk sehingga dapat diberikan harga sesuai dengan mutunya, hasil panen yang bermutu tinggi harganya menjadi tinggi. Grading bertujuan untuk memisahkan hasil panen berdasarkan tingkat mutu sesuai dengan standar mutu yang ditentukan. Sebenarnya agak susah menyeragamkan hasil panen dari beragam petani, hal ini disebabkan oleh perbedaan cara budidaya, areal penanaman dan penanganan hasil panen, karena itulah setiap pedagang mempunyai kriteria sendiri untuk menentukan kelas-kelas mutu hasil panen yang diterima dari petani, akibatnya standar mutu hasil panen menjadi sangat beragam.
d.   Pengemasan
        Pengemasan hasil-hasil pertanian selain untuk mempermudah dalam pengangkutan juga untuk mempermudah dalam pemasaran dan distribusi, karenanya bahan pengemas harus memenuhi beberapa syarat,  syarat terpenting adalah dapat melindungi produk yang dikemas.  Produk-produk yang disimpan pada suhu dingin memerlukan kemasan yang dapat mempercepat proses pendinginan.  Selain itu karena produk akan dijual kepasar maka bentuk kemasannyapun harus menarik.
e.    Penyimpanan
        Umur simpan dari komoditas pertanian dapat diperpanjang melalui teknik penyimpanan yang tepat dalam kondisi lingkungan yang dapat mempertahankan mutunya.   Kondisi lingkungan optimum untuk penyimpanan komoditas pertanian adalah kondisi ruang yang dingin dan lembab yang memungkinkan komoditas pertanian dapat disimpan lebih lama tanpa banyak kehilangan sifat-sifat mutu seperti cita rasa, tekstur dan kadar airnya.
f.     Pengangkutan
        Lokasi penanaman atau budidaya pertanian pada umumnya berada didaerah pedesaan atau dipegunungan, lokasi ini jauh dari konsumen yang berdomisili diperkotaan, supaya hasil pertanian dapat sampai ke konsumen, hasil pertanian harus diangkut ke kota.  Alat angkut yang digunakan adalah yang bergerak cepat terutama untuk komoditas yang berbentuk segar, proses pengangkutan yang lambat dapat mengakibatkan kerusakan yang parah.
5.      Sebutkan macam-macam tingkat sortasi !
a.       Sortasi di tingkat petani
      Hasil panen  dipisahkan secara sederhana antara yang cacat dengan yang baik, hasil panen yang tidak lolos sortasi tidak dibuang tetapi dikonsumsi sendiri kecuali yang busuk.  Hasil panen yang dinilai bagus dijual ke pedagang atau supermarket sedangkan hasil yang agak jelek dijual ke pedagang pengecer atau pasar tradisional.
b.      Sortasi di tingkat pedagang
      Sesampainya ditempat pedagang hasil panen segera dikeluarkan dari wadah untuk segera disortir, pengeluaran dan penyortiran dilakukan dengan cepat tetapi hati-hati supaya kerusakan yang terjadi akibat benturan dapat dicegah. Penyortiran yang dilakukan oleh pedagang pada umumnya tidak terlalu ketat, biasanya seluruh hasil sortiran yang rusak maupun yang baik tetap dipasarkan meskipun dengan harga yang berbeda, hasil sortiran yang dibuang adalah yang telah busuk.  Untuk dipasarkan kepasar khusus (supermarket, hotel dan restauratn) harus dilakukan sortasi secara ketat, hasil panen tidak hanya harus baik tetapi juga memenuhi kriteria tertentu saat diterima konsumen.  Hasil panen yang tidak memenuhi standar mutu biasanya dijual kepasar tradisional atau dikonsumsi sendiri.


c.       Sortasi ditingkat industri
      Hasil panen segar sebagai bahan baku industri diperlukan dengan kriteria-kriteria tertentu, namun hasil panen petani masih sangat beragam sehingga tidak memenuhi kriteria industri, karenanya perlu dilakukan sortasi pada hasil panen supaya didapat produk yang lebih seragam dengan demikian akan memudahkan pembuatan standar pada tahap-tahap industri.  Kegiatan sortasi tidak berakhir ditempat penerimaan dan penampungan hasil panen sebelum diolah, proses ini berlangsung terus selama periode proses penyiapan bahan baku, proses sortasi yang dilakukan berdasarkan tingkat kematangan, ukuran dan kecacatan.
6.      Sebut dan jelaskan tingkat standar mutu buncis, tomat, kubis, sawi hijau, wortel dan cabai !
6.1  Tingkat standar mutu buncis
tingkat standar mutu buncis ada 3 kelas :
1. Kelas Mutu 1
Buncis berukuran besar atau panjang dan yang berukuran kecil atau pendek (baby buncis), utuh dan sehat (tidak terserang hama dan penyakit), warna buah masih sangat muda dan biji belum tampak menonjol
1.    Kelas Mutu II
Buncis berukuran kecil atau pendek (tetapi bukan baby buncis), utuh dan sehat (tidak terserang hama dan penyakit), warna buah masih agak muda, dan biji belum tampak menonjol
2.    Kelas Mutu III
Buncis berukuran besar ataupun kecil, tetapi terdapat cacat yang tidak parah
6.2     Tingkat standar mutu tomat
            Tomat segar adalah Buah dari tanaman tomat (Lycopersicum esculentum, Mill) dalam keadaan utuh, segar dan bersih.
Kesamaan sifat varietas : Kesamaan sifat varietas dinyatakan seragam apabila terdapat keseragaman dalam bentuk tomat normal (bulat, bulat lonjong, bulat pipih; lonjong dan beralur) dan warna kulit buah.
Tingkat ketuaan : Buah tomat dinyatakan tua apabila buah tomat telah mencapai tingkat perkembangan fisiologis yg menjamin proses pematangan yg sempurna dan isi dari dua atau lebih rongga buah telah berisi bahan yg mempunyai konsistensi/kekentalan serupa jelli dan biji-biji telah mencapai tingkat perkembangan yg sempurna. Buah tomat dinyatakan terlalu matang dan lunak apabila buah tomat telah mencapai kematangan penuh dg tekstur daging yg lunak dan dianggap telah lewat waktu pemasarannya.
Ukuran : ukuran dinyatakan seragam apabila telah sesuai dg penggolongan 3 macam ukuran berat yg ditentukan dg tolenransi 5 % (jumlah/jumlah) maks.
Kotoran : Kotoran dinyatakan tidak ada apabila tidak terdapat kotoran/ benda asing yg menempel pada tomat atau berada dalaam kemasan yg mempengaruhi kenampakannya. Bahan penyekat dan pembungkus tidak dianggap sebagai kotoran.
Kerusakan : Tomat dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan atau cacat oleh sebab fisiologis, mekanis dan lain-lain yg terlihat pada permukaan buah.
Busuk : Tomat dinyatakan busuk apabila mengalami pembusukan akibat kerusakan biologis.
KLASIFIKASI / PENGGOLONGAN
Menurut beratnya tomat segar digolongkan dalam :
Besar   : lebih dari 150 g / buah
Sedang : 100 g – 150 g / buah
Kecil    : Kurang dari 100 g / buah
STANDAR MUTU SNI TOMAT
Karakteristik
Satuan
Mutu I
Mutu II
Kesamaan sifat varietas

seragam
seragam
Tingkat ketuaan

tua tidak terlalu matang dan tidak lunak
tua tidak terlalu matang dan tidak lunak
Ukuran

seragam
seragam
Kotoran

tidak ada
tidak ada
Kerusakan, (jumlah/jumlah), maks
%
maks 5
maks 10
Busuk, (jumlah/jumlah), maks
%
maks 1
maks 1

6.3     Tingkat standar mutu kubis
            STANDAR MUTU SNI Kubis

Karakteristik
Satuan
Mutu I
Mutu II
Kesamaan sifat varietas
-
seragam
seragam
Keseragaman ukuran berat
%
Min.100
Min.90
Kepadatan
-
Padat
Kurang padat
Warna daun luar
-
Putih kehijauan dan segar
Putih kehijauan dan segar
Kadar kotoran (bobot/bobot)
%
maks 0
maks 0
Kubis cacat (jumlah/jumlah)
%
maks 0
maks 0
Panjang batang kubis
Cm
Maks 1
Maks 1






6.4  Tingkat standar mutu sawi hijau
Penanganan pasca panen yang memenuhi standar mutu untuk produk sayuran(sawi).Penanganan pasca panen umumnya meliputi pekerjaan:
A.    Grading dan Standaridisasi
Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalamkelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya.Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan grading iniadalah untuk memberikan nilai lebih (harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yanglebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari masing-masingkualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan ketentuanmengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuanantara konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah /negara / daerah pemasaran tertentu.
B.       Pengemasan / Pengepakan / PembungkusanKeuntungan dari pengemasan yang baik:
- Melindungi komoditas dari kerusakan,
·      Melindungi dari kerusakan mekanis: Gesekan, tekanan, getaran 
·      Melindungi dari pengaruh lingkungan: Temperatur, kelembaban, angin 
·      Melindungi dari kotoran / pencemaran: Sanitasi
·      Melindungi dari kehilangan (pencurian): Memudahkan pengontrolan
- Memudahkan penanganan
·      Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan.
·      Memberikan kesinambungan dalam penanganan.
·      Mengacu pada standarisasi wadah / kontainer.
- Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran
·      Praktis untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil).
·      Lebih menarik.
·      Dapat untuk menyampaikan informasi produk yang dikemas. 
·      Penggunaan label dapat menerangkan cara penggunaan dan caramelindungi produk yang dikemas.
-   Mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya tataniaga.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan:
·           Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama mencegah terluka, terjatuhatau kerusakan lain.
·           Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui sortasi)
·           Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi
·           Container atau wadah dan bahan pengemas lain, juga “pengisi” atau pelindung, harus bersih atau untuk yang tidak “didaur pakai” seperti kardus, plastik transparan dan lain-lain, harus yang baru.
·           Pengemasan pada beberapa komoditas dilakukan setelah precooling. Pengemasansebaiknya dilakukan pada tiap grad kualitas secara terpisah.
·           Bahan pengemas harus kuat, sesuai dengan sifat dan kondisi produk yang dikemasdan lama penyimpanan/pengangkutan.
·           Pada beberapa negara ada peraturan khusus mengenai bahan pengemas yangdiperbolehkan, juga dalam hubungannya dengan penggunaan bahan kimia setelah panen.
C.           Penyimpanan (storage operation)
Tujuan / guna penyimpanan:
·         Memperpanjang kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas).
·         Menampung produk yang melimpah.
·         Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun.
·         Membantu dalam pengaturan pemasaran.
·         Meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen.
·         Mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan.
Prinsip dari perlakuan penyimpanan:
·         Mengendalikan laju transpirasi.
·         Mengendalikan repirasi.
·         Mengendalikan / mencegah serangan penyakit.
·         Memcegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki konsumen.
Lama penyimpanan (ketahanan simpan) dapat diperpanjang dengan:
·         Mengontrol penyakit yang timbul setelah panen.
·         Mengatur kondisi atmosfer (C.A. storage).
·         Perlakuan kimia (chemical treatment).
·         Perlakuan penyinaran (irradiation).
·         Penyimpanan dingin (refrigeration).
Faktor yang berpengaruh pada keberhasilan penyimpanan
·         Perlakuan sebelum panen.
·         Panen dan penanganan panen.
·         Precooling.
·      Kebersihan.
·      Varietas /kultivar hasil tanaman dan tingkat kematangannya.
D.           Pengangkutan
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semuakondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan.Faktor pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah:
-            Fasilitas angkutannya
-            Jarak yang ditempuh atau lama perjalanan
-            Kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan
-            Perlakuan “bongkar-muat” yang diterapkan

6.5                         Tingkat standar mutu wortel
Standar mutu: Jenis dan standar mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan. Standar mutu wortel tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-3163-1992. Wortel segar digolongkan dalam dua jenis mutu yaitu mutu I dan mutu II diantaranya :
a.    Keasaman sifat varietas : mutu I= seragam; mutu II= seragam; cara pengujian= organoleptik.
b.   Kekerasan : mutu I= keras; mutu II= keras; cara pengujian= organoleptik.
c.    Warna : mutu I : normal; mutu II= normal; cara pengujian= organoleptik.
d.   Kerataan permukaan : mutu I= cukup rata; mutu II= cukup rata.
e.    Tekstur : mutu I = tidak mengayu; mutu II= tidak mengayu; cara pengujian= organoleptik.
f.       Kerusakan (% ): mutu I= 5; mutu II= 10;
cara pengujian =SP-SMP-301-1981.
g.   Busuk (%) : mutu I = 2; mutu II= 2.
Cara pengambilan contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat pada daftar dibawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 umbi dari bagian atas tengah dan bawah. Khusus untuk pengujian kerusakan dan yang busuk, jumlah contoh akhir yang diuji adalah 100 umbi.

6.6                         Tingkat standar mutu cabai
Karakteristik
Satuan
Mutu I
Mutu II
Mutu III
Keseragaman warna
%
Merah >= 95
Merah >= 95
Merah >= 95
Keseragaman bentuk
%
98 seragam
96 seragam
98 seragam
Keseragaman ukuran
%
98 normal
96 normal
95 normal
a. Cabai merah besar
a.1. Panjang buah
cm
12 - 14
9 - 11
< 9
a.2. Garis tengah pangkal
cm
1,5 - 1,7
1,3 - 1,5
< 1,3
b. Cabai merah keriting
b.1. Panjang buah
cm
> 12 - 17
10 - <12
<10
b.2. Garis tengah pangkal
cm
> 1,3 - 1,5
1,0 - <1,3
<1,0
Kadar kotoran
%
1
2
5
Tingkat kerusakan dan busuk
a. Cabai merah besar
%
0
1
2
b. Cabai merah keriting
%
0
1
2

Catatan : Mutu II 5% dari jumlah buah atau panjang dan diameter buah boleh tidak memenuhi syarat mutu I, tetapi masih memenuhi syarat II; Mutu III dari jumlah buah atau panjang dan diameter boleh tidak memenuhi syarat mutu II, tetapi memenuhi syarat mutu III