SOAL
+ JAWABAN
1. Sebutkan
contoh indeks panen tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, pangan, palawija, dan
perkebunan, masing-masing 3 !
1.1 Indeks
panen tanaman sayur-sayuran
· Cabai
Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang
ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap
dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang
digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta
kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung
dari luas penanaman dan kondisi pasar.
· Kangkung
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari
ke 12. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm.
Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
· Wortel
Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan
sejak sebar benih sudah dapat dipanen atau tergantung varietasnya. Varietas
Ideal dipanen pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95
hst., Varietas All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst.,
Kultivar lokal Lembang 100-110 hst. Jika ukuran umbi telah maksimal dan tidak
terlalu tua maka segera dipanen. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat
menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau
tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan
umbi berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah). Khusus bila
dipanen umur muda atau “Baby Carrot” dapat dilakukan dengan kriteria sebagai
berikut: 1. umur panen sekitar 50-60 hari setelah tanam. 2. ukuran umbi sebesar
ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10 cm dan diameternya sekitar 1-2 cm.
1.2 Indeks
panen tanaman buah-buahan
· Apel
pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar,
tergantung pada varietas dan iklim. Rome
Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114
hari setelah bunga mekar dan Anna
sekitar 100 hari.
· Mangga
Jenis bibit yang digunakan pada budi daya
mangga berpengaruh pada waktu panen buah mangga. Pada umumnya, pada budidaya
mangga dari bibit cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, sedangkan mangga
dengan penggunaan bibit secara okulasi mulai berbuah umur 5-6 tahun. Banyaknya
buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat
mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan
September-Oktober. Tanda buah sudah siap dipanen adalah adanya buah yang jatuh
karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah
menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi
kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.
· Pisang
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah
berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen
adalah
mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
1.3 Indeks
panen tanaman pangan
· Padi
Panen yang baik dilakukan pada saat cuaca
terang. Secara umum, padi dapat di panen pada umur antara 110–115 hari setelah
tanam. Kriteria tanaman padi yang siap dipanen adalah sebagai berikut : 1) Umur
tanaman tersebut telah mencapai umur yang tertera pada deskripsi varietas
tersebut; 2) Malai padi menunduk karena menopang bulir-bulir yang bernas; 3) Butir
gabah terasa keras bila ditekan.Apabila dikupas, tampak isi butir gabah
berwarna putih dan keras bila di gigit.Biasanya gabah tersebut memiliki kadar
air 22-25%.
· Kentang
Umur panen pada tanaman kentang berkisar
antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah,
umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam
150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya
telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit;
batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering.
· Jagung
Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah
padi. Namun sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan akan jagung kita masih
harus mengimpor dari luar negeri karena produksinya belum mencukupi. Padahal
ketersediaan lahan budidaya masih luas. Untuk menghasilkan produksi jagung yang
tinggi diperlukan teknik budidaya jagung yang tepat.
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung
tua atau matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Penentuan waktu panen
untuk jagung tergantung dari jenis jagung yang ingin didapatkan, yaitu baby
corn, jagung untuk sayur/rebus, dan biji kering. Umur panen + 86-96 hari
setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya
terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika
matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll
dipanen jika sudah matang fisiologis.
1.4 Indeks
panen tanaman palawija
· Kedelai
umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar
75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu
diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada
usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110
hari, agar kemasakan biji betul- betul sempurna dan merata.
· Buncis
Pemanenan dapat dilakukan saat tanaman
berumur 60 hari dan polong memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: a) Warna
polong agak muda dan suram; b) Permukaan kulitnya agak kasar; c) Biji dalam
polong belum menonjol; d) Bila polong dipatahkan akan menimbulkan bunyi letup.
Dalam menentukan saat panen harus setepat mungkin sebab bila sampai terlambat
memetiknya beberapa hari saja maka polong bincis dapat terserang penyakit
bercak Cercospora. Penyakit tersebut sebenarnya hanya menyerang daun dan bagian
tanaman lainnya, tetapi karena saat pemetikan yang terlambat maka penyakit
tersebut berkembang sampai ke polong-polongnya.
Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara
bertahap, yaitu setiap 2-3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh
polonh yang seragam dalam tingkat kemasakkannya. Pemetikan dihentikan pada saat
tanaman berumur lebih dari 80 hari, atau kira0kira sejumlah 7 kali panen.
· Kacang
panjang
Polong muda
: Ciri-ciri polong yang siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah
dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol Waktu panen yang
paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan. Polong tua : Ciri-ciri kacang tunggak
yang siap panen adalah polong-polongnya telah cukup tua, biji-biji menonjol dan
kulit luar berwarna hijau kekuningan. Umur panen 3-3,5 bulan dan waktu panen
pada pagi/sore hari.
1.5 Indeks
panen tanaman perkebunan
· Teh
Pada tanaman
teh, panen berarti memetik pucuk/daun teh muda yang berkualitas dalam jumlah
sebesar-besarnya dengan memperhatikan kestabilan produksi dan kesehatan
tanaman. Tanaman memasuki saat dipetik setelah berumur 3 tahun. Daun yang
dipetik adalah: Peko (Pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif); Burung (Pucuk/tunas
yang sedang istirahat); Kepel (Daun kecil yang terletak di ketiak daun tempat
ranting tumbuh).
· Kopi
Tanaman
kopi berbunga pada umur 3 tahun dengan buah dapat dipanen pada umur 4 tahun.
Buah kopi mulai masak kira-kira pada bulan April/Mei hingga September/Oktober.
Di daerah-daerah basah, masa panen lebih lama dengan produksi harian tertinggi
antara 1 – 2 % dari produksi total setahun. Di daerah-daerah kering, masa panen
lebih singkat dengan produksi harian tertinggi antara 2 – 3 % atau lebih dari produksi
total setahun. Tanaman kopi berbunga tidak serentak melainkan secara bertahap
sehingga menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan umur buah dalam satu dompolan
yang sama. Oleh karena adanya perbedaan umur buah tersebut, maka panen
dilakukan dalam beberapa putaran, setiap putaran antara 1 – 2 minggu.
· Kelapa
Sawit
Sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh
(brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Disamping itu ada
kriteria lain tandan buah yang dapat dipanen apabila tanaman berumur kurang
dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir, jika tanaman
berumur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir.
2. Sebutkan
macam-macam teknik panen pada tanaman !
a.
Teknik mekanis : panen dapat dilaksanakan dengan
menggunakan alat agar memudahkan petani untuk ngambil hasil produksi dan
menimalkan tenaga kerja tetapi untuk harga alatnya relatif mahal.
b.
Teknik manual : panen yang dilakukan dengan menggunakan
tenaga kerja manusia yang relative banyak dengan biaya yang lebih murah tetapi
membutuhkan banyak waktu.
3. Sebutkan
kegiatan pada pascapanen !
a.
Pembersihan dan pencucian
b.
Seleksi/sortasi
c.
Grading (pengkelasan)
d.
Pengemasan
e.
Penyimpanan
f.
Pengangkutan
4. Jelaskan
masing-masing kegiatan pada pascapanen !
a. Pembersihan dan Pencucian
Hasil panen harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum dipasarkan dengan tujuan untuk mencegah masuknya mikrobakteri dari
kotoran yang melekat, melindungi konsumen dari residu berbahaya dan untuk lebih
menarik minat konsumen. Kegiatan pembersihan ada dua macam yaitu memotong
bagian-bagian yang tidak berguna dan menghilangkan kotoran yang tidak
dikehendaki. Bagian-bagian yang tidak berguna terutama yang busuk harus dipotong
supaya tidak mencemari bagian tanaman yang lain.
b. Seleksi atau Sortasi
Tidak semua tanaman atau bagian tanaman
yang dipanen layak untuk dipasarkan, karena itu perlu dilakukan sortasi.
Sortasi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan hasil panen yang baik (tidak
mengalami kerusakan fisik dan terlihat menarik) dengan yang jelek (hasil yang
telah mengalami kebusukan/kerusakan fisik akibat penguapan atau serangan hama
dan penyakit serta benda asing yang tidak dikehendaki.
c. Grading (pengkelasan)
Grading sangat penting karena grading
merupakan cara yang dapat dilakukan untuk melihat mutu produk sehingga dapat
diberikan harga sesuai dengan mutunya, hasil panen yang bermutu tinggi harganya
menjadi tinggi. Grading bertujuan untuk memisahkan hasil panen berdasarkan
tingkat mutu sesuai dengan standar mutu yang ditentukan. Sebenarnya agak susah
menyeragamkan hasil panen dari beragam petani, hal ini disebabkan oleh
perbedaan cara budidaya, areal penanaman dan penanganan hasil panen, karena
itulah setiap pedagang mempunyai kriteria sendiri untuk menentukan kelas-kelas
mutu hasil panen yang diterima dari petani, akibatnya standar mutu hasil panen
menjadi sangat beragam.
d. Pengemasan
Pengemasan hasil-hasil pertanian selain untuk
mempermudah dalam pengangkutan juga untuk mempermudah dalam pemasaran dan
distribusi, karenanya bahan pengemas harus memenuhi beberapa syarat,
syarat terpenting adalah dapat melindungi produk yang dikemas.
Produk-produk yang disimpan pada suhu dingin memerlukan kemasan yang dapat mempercepat
proses pendinginan. Selain itu karena produk akan dijual kepasar maka
bentuk kemasannyapun harus menarik.
e. Penyimpanan
Umur simpan dari komoditas pertanian dapat
diperpanjang melalui teknik penyimpanan yang tepat dalam kondisi lingkungan
yang dapat mempertahankan mutunya. Kondisi lingkungan optimum untuk
penyimpanan komoditas pertanian adalah kondisi ruang yang dingin dan lembab
yang memungkinkan komoditas pertanian dapat disimpan lebih lama tanpa banyak
kehilangan sifat-sifat mutu seperti cita rasa, tekstur dan kadar airnya.
f. Pengangkutan
Lokasi penanaman atau budidaya pertanian pada
umumnya berada didaerah pedesaan atau dipegunungan, lokasi ini jauh dari
konsumen yang berdomisili diperkotaan, supaya hasil pertanian dapat sampai ke
konsumen, hasil pertanian harus diangkut ke kota. Alat angkut yang
digunakan adalah yang bergerak cepat terutama untuk komoditas yang berbentuk
segar, proses pengangkutan yang lambat dapat mengakibatkan kerusakan yang
parah.
5. Sebutkan
macam-macam tingkat sortasi !
a. Sortasi di tingkat petani
Hasil
panen dipisahkan secara sederhana antara yang cacat dengan yang baik,
hasil panen yang tidak lolos sortasi tidak dibuang tetapi dikonsumsi sendiri
kecuali yang busuk. Hasil panen yang dinilai bagus dijual ke pedagang atau
supermarket sedangkan hasil yang agak jelek dijual ke pedagang pengecer atau
pasar tradisional.
b. Sortasi di tingkat
pedagang
Sesampainya ditempat pedagang hasil panen
segera dikeluarkan dari wadah untuk segera disortir, pengeluaran dan
penyortiran dilakukan dengan cepat tetapi hati-hati supaya kerusakan yang
terjadi akibat benturan dapat dicegah. Penyortiran yang dilakukan oleh pedagang
pada umumnya tidak terlalu ketat, biasanya seluruh hasil sortiran yang rusak
maupun yang baik tetap dipasarkan meskipun dengan harga yang berbeda, hasil
sortiran yang dibuang adalah yang telah busuk. Untuk dipasarkan kepasar
khusus (supermarket, hotel dan restauratn) harus dilakukan sortasi secara
ketat, hasil panen tidak hanya harus baik tetapi juga memenuhi kriteria tertentu
saat diterima konsumen. Hasil panen yang tidak memenuhi standar mutu
biasanya dijual kepasar tradisional atau dikonsumsi sendiri.
c. Sortasi ditingkat industri
Hasil panen segar sebagai bahan baku industri
diperlukan dengan kriteria-kriteria tertentu, namun hasil panen petani masih
sangat beragam sehingga tidak memenuhi kriteria industri, karenanya perlu
dilakukan sortasi pada hasil panen supaya didapat produk yang lebih seragam
dengan demikian akan memudahkan pembuatan standar pada tahap-tahap industri.
Kegiatan sortasi tidak berakhir ditempat penerimaan dan penampungan hasil panen
sebelum diolah, proses ini berlangsung terus selama periode proses penyiapan
bahan baku, proses sortasi yang dilakukan berdasarkan tingkat kematangan,
ukuran dan kecacatan.
6. Sebut
dan jelaskan tingkat standar mutu buncis, tomat, kubis, sawi hijau, wortel dan
cabai !
6.1 Tingkat
standar mutu buncis
tingkat
standar mutu buncis ada 3 kelas :
1. Kelas
Mutu 1
Buncis
berukuran besar atau panjang dan yang berukuran kecil atau pendek (baby
buncis), utuh dan sehat (tidak terserang hama dan penyakit), warna buah masih
sangat muda dan biji belum tampak menonjol
1. Kelas
Mutu II
Buncis
berukuran kecil atau pendek (tetapi bukan baby buncis), utuh dan sehat (tidak
terserang hama dan penyakit), warna buah masih agak muda, dan biji belum tampak
menonjol
2. Kelas
Mutu III
Buncis
berukuran besar ataupun kecil, tetapi terdapat cacat yang tidak parah
6.2 Tingkat
standar mutu tomat
Tomat segar adalah Buah dari tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum, Mill) dalam keadaan utuh, segar dan bersih.
Kesamaan sifat varietas : Kesamaan sifat varietas dinyatakan seragam apabila terdapat keseragaman dalam bentuk tomat normal (bulat, bulat lonjong, bulat pipih; lonjong dan beralur) dan warna kulit buah.
Tingkat ketuaan : Buah tomat dinyatakan tua apabila buah tomat telah mencapai tingkat perkembangan fisiologis yg menjamin proses pematangan yg sempurna dan isi dari dua atau lebih rongga buah telah berisi bahan yg mempunyai konsistensi/kekentalan serupa jelli dan biji-biji telah mencapai tingkat perkembangan yg sempurna. Buah tomat dinyatakan terlalu matang dan lunak apabila buah tomat telah mencapai kematangan penuh dg tekstur daging yg lunak dan dianggap telah lewat waktu pemasarannya.
Ukuran : ukuran dinyatakan seragam apabila telah sesuai dg penggolongan 3 macam ukuran berat yg ditentukan dg tolenransi 5 % (jumlah/jumlah) maks.
Kotoran : Kotoran dinyatakan tidak ada apabila tidak terdapat kotoran/ benda asing yg menempel pada tomat atau berada dalaam kemasan yg mempengaruhi kenampakannya. Bahan penyekat dan pembungkus tidak dianggap sebagai kotoran.
Kerusakan : Tomat dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan atau cacat oleh sebab fisiologis, mekanis dan lain-lain yg terlihat pada permukaan buah.
Busuk : Tomat dinyatakan busuk apabila mengalami pembusukan akibat kerusakan biologis.
Kesamaan sifat varietas : Kesamaan sifat varietas dinyatakan seragam apabila terdapat keseragaman dalam bentuk tomat normal (bulat, bulat lonjong, bulat pipih; lonjong dan beralur) dan warna kulit buah.
Tingkat ketuaan : Buah tomat dinyatakan tua apabila buah tomat telah mencapai tingkat perkembangan fisiologis yg menjamin proses pematangan yg sempurna dan isi dari dua atau lebih rongga buah telah berisi bahan yg mempunyai konsistensi/kekentalan serupa jelli dan biji-biji telah mencapai tingkat perkembangan yg sempurna. Buah tomat dinyatakan terlalu matang dan lunak apabila buah tomat telah mencapai kematangan penuh dg tekstur daging yg lunak dan dianggap telah lewat waktu pemasarannya.
Ukuran : ukuran dinyatakan seragam apabila telah sesuai dg penggolongan 3 macam ukuran berat yg ditentukan dg tolenransi 5 % (jumlah/jumlah) maks.
Kotoran : Kotoran dinyatakan tidak ada apabila tidak terdapat kotoran/ benda asing yg menempel pada tomat atau berada dalaam kemasan yg mempengaruhi kenampakannya. Bahan penyekat dan pembungkus tidak dianggap sebagai kotoran.
Kerusakan : Tomat dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan atau cacat oleh sebab fisiologis, mekanis dan lain-lain yg terlihat pada permukaan buah.
Busuk : Tomat dinyatakan busuk apabila mengalami pembusukan akibat kerusakan biologis.
KLASIFIKASI /
PENGGOLONGAN
Menurut beratnya tomat
segar digolongkan dalam :
Besar : lebih dari 150 g / buah
Sedang : 100 g – 150 g
/ buah
Kecil : Kurang dari 100 g / buah
STANDAR MUTU SNI TOMAT
Karakteristik
|
Satuan
|
Mutu I
|
Mutu II
|
Kesamaan sifat varietas
|
|
seragam
|
seragam
|
Tingkat ketuaan
|
|
tua tidak terlalu matang
dan tidak lunak
|
tua tidak terlalu matang
dan tidak lunak
|
Ukuran
|
|
seragam
|
seragam
|
Kotoran
|
|
tidak ada
|
tidak ada
|
Kerusakan, (jumlah/jumlah),
maks
|
%
|
maks 5
|
maks 10
|
Busuk, (jumlah/jumlah),
maks
|
%
|
maks 1
|
maks 1
|
6.3 Tingkat
standar mutu kubis
STANDAR MUTU SNI Kubis
Karakteristik
|
Satuan
|
Mutu I
|
Mutu II
|
|
Kesamaan sifat varietas
|
-
|
seragam
|
seragam
|
|
Keseragaman ukuran berat
|
%
|
Min.100
|
Min.90
|
|
Kepadatan
|
-
|
Padat
|
Kurang padat
|
|
Warna daun luar
|
-
|
Putih kehijauan dan segar
|
Putih kehijauan dan segar
|
|
Kadar kotoran
(bobot/bobot)
|
%
|
maks 0
|
maks 0
|
|
Kubis cacat
(jumlah/jumlah)
|
%
|
maks 0
|
maks 0
|
|
Panjang batang kubis
|
Cm
|
Maks 1
|
Maks 1
|
|
6.4 Tingkat
standar mutu sawi hijau
Penanganan
pasca panen yang memenuhi standar mutu untuk produk sayuran(sawi).Penanganan
pasca panen umumnya meliputi pekerjaan:
A.
Grading dan Standaridisasi
Grading
adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalamkelas 1,
kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan
seterusnya.Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan
grading iniadalah untuk memberikan nilai lebih (harga yang lebih tinggi) untuk
kualitas yanglebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria )
dari masing-masingkualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi
merupakan ketentuanmengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya
yang dibuat untuk kelancaran tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada
dasarnya dibuat atas persetujuanantara konsumen dan produsen, dapat mencakup
kelompok tertentu atau wilayah /negara / daerah pemasaran tertentu.
B.
Pengemasan / Pengepakan /
PembungkusanKeuntungan dari pengemasan yang baik:
- Melindungi
komoditas dari kerusakan,
· Melindungi
dari kerusakan mekanis: Gesekan, tekanan, getaran
· Melindungi
dari pengaruh lingkungan: Temperatur, kelembaban, angin
· Melindungi
dari kotoran / pencemaran: Sanitasi
· Melindungi
dari kehilangan (pencurian): Memudahkan pengontrolan
- Memudahkan
penanganan
· Penggunaan
berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan.
· Memberikan
kesinambungan dalam penanganan.
· Mengacu pada
standarisasi wadah / kontainer.
- Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran
·
Praktis untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil).
·
Lebih menarik.
·
Dapat untuk menyampaikan informasi produk yang
dikemas.
·
Penggunaan label dapat menerangkan cara penggunaan dan
caramelindungi produk yang dikemas.
-
Mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya
tataniaga.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
pengemasan:
·
Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama
mencegah terluka, terjatuhatau kerusakan lain.
·
Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui
sortasi)
·
Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi
·
Container atau wadah dan bahan pengemas lain, juga
“pengisi” atau pelindung, harus bersih atau untuk yang tidak “didaur pakai”
seperti kardus, plastik transparan dan lain-lain, harus yang baru.
·
Pengemasan pada beberapa komoditas dilakukan setelah
precooling. Pengemasansebaiknya dilakukan pada tiap grad kualitas secara
terpisah.
·
Bahan pengemas harus kuat, sesuai dengan sifat dan
kondisi produk yang dikemasdan lama penyimpanan/pengangkutan.
·
Pada beberapa negara ada peraturan khusus mengenai
bahan pengemas yangdiperbolehkan, juga dalam hubungannya dengan penggunaan
bahan kimia setelah panen.
C.
Penyimpanan (storage operation)
Tujuan / guna penyimpanan:
·
Memperpanjang kegunaan (dalam beberapa kasus,
meningkatkan kualitas).
·
Menampung produk yang melimpah.
·
Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun.
·
Membantu dalam pengaturan pemasaran.
·
Meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen.
·
Mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan.
Prinsip dari perlakuan penyimpanan:
·
Mengendalikan laju transpirasi.
·
Mengendalikan repirasi.
·
Mengendalikan / mencegah serangan penyakit.
·
Memcegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki
konsumen.
Lama penyimpanan (ketahanan simpan) dapat diperpanjang
dengan:
·
Mengontrol penyakit yang timbul setelah panen.
·
Mengatur kondisi atmosfer (C.A. storage).
·
Perlakuan kimia (chemical treatment).
·
Perlakuan penyinaran (irradiation).
·
Penyimpanan dingin (refrigeration).
Faktor yang berpengaruh pada
keberhasilan penyimpanan
·
Perlakuan sebelum panen.
·
Panen dan penanganan panen.
·
Precooling.
·
Kebersihan.
·
Varietas /kultivar hasil tanaman dan tingkat
kematangannya.
D.
Pengangkutan
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan
berjalan. Semuakondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus
diterapkan.Faktor pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah:
-
Fasilitas angkutannya
-
Jarak yang ditempuh atau lama perjalanan
-
Kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama
pengangkutan
-
Perlakuan “bongkar-muat” yang diterapkan
6.5
Tingkat
standar mutu wortel
Standar
mutu: Jenis dan standar mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat
penandaan dan pengemasan. Standar mutu wortel tercantum dalam standar Nasional
Indonesia SNI 01-3163-1992. Wortel segar digolongkan dalam dua jenis mutu yaitu
mutu I dan mutu II diantaranya :
a.
Keasaman sifat varietas : mutu I= seragam; mutu II=
seragam; cara pengujian= organoleptik.
b.
Kekerasan : mutu I= keras; mutu II= keras; cara
pengujian= organoleptik.
c.
Warna : mutu I : normal; mutu II= normal; cara pengujian=
organoleptik.
d.
Kerataan permukaan : mutu I= cukup rata; mutu II=
cukup rata.
e.
Tekstur : mutu I = tidak mengayu; mutu II= tidak
mengayu; cara pengujian= organoleptik.
f. Kerusakan (%
): mutu I= 5; mutu II= 10;
cara pengujian =SP-SMP-301-1981.
cara pengujian =SP-SMP-301-1981.
g.
Busuk (%) : mutu I = 2; mutu II= 2.
Cara
pengambilan contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat
pada daftar dibawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 umbi
dari bagian atas tengah dan bawah. Khusus untuk pengujian kerusakan dan yang
busuk, jumlah contoh akhir yang diuji adalah 100 umbi.
6.6
Tingkat
standar mutu cabai
Karakteristik
|
Satuan
|
Mutu I
|
Mutu II
|
Mutu III
|
Keseragaman warna
|
%
|
Merah >= 95
|
Merah >= 95
|
Merah >= 95
|
Keseragaman bentuk
|
%
|
98 seragam
|
96 seragam
|
98 seragam
|
Keseragaman ukuran
|
%
|
98 normal
|
96 normal
|
95 normal
|
a. Cabai merah besar
|
||||
a.1. Panjang buah
|
cm
|
12 - 14
|
9 - 11
|
< 9
|
a.2. Garis tengah pangkal
|
cm
|
1,5 - 1,7
|
1,3 - 1,5
|
< 1,3
|
b. Cabai merah keriting
|
||||
b.1. Panjang buah
|
cm
|
> 12 - 17
|
10 - <12
|
<10
|
b.2. Garis tengah pangkal
|
cm
|
> 1,3 - 1,5
|
1,0 - <1,3
|
<1,0
|
Kadar kotoran
|
%
|
1
|
2
|
5
|
Tingkat kerusakan dan busuk
|
||||
a. Cabai merah besar
|
%
|
0
|
1
|
2
|
b. Cabai merah keriting
|
%
|
0
|
1
|
2
|
|
||||
Catatan : Mutu II 5% dari jumlah buah atau panjang dan diameter buah
boleh tidak memenuhi syarat mutu I, tetapi masih memenuhi syarat II; Mutu III
dari jumlah buah atau panjang dan diameter boleh tidak memenuhi syarat mutu
II, tetapi memenuhi syarat mutu III
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar