Tugas
1
-
Bentuk
diserap tanaman !
-
Fungsi
dalam tanaman !
-
Gejala
defisiensi : Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo, Cl, Co, Na, Si, V dan Se
Jawab :
Tanaman
menyerap sebagian besar unsur hara dalam bentuk ion, yaitu : Kation, meliputi NH₄⁺, K⁺, Ca²⁺,Mg²⁺, Cu²⁺, Zn²⁺, dan Co²⁺, anion: meliputi NO₃ˉ, H₂PO₂ˉ,
HPO₄²ˉ, SO₄²ˉ, BO₃ˉ, MoO₄²ˉ dan Clˉ. Dalam bentuk gas misalnya SO₂ (Sulfur dioksida) dan dalam bentuk senyawa, seperti
HBO₃ (asam borat).
Bentuk ion
|
Fungsi Hara
|
N (NH₄⁺, NO₃ˉ)
|
Penyusun semua protein
(asam-asam amino dan enzim) dan klorofil, dalam koenzim dan asam-asam
nukleat, serta hormon tumbuh seperti sitokinin dan auksin.
|
P(H₂PO₂ˉ, HPO₄²ˉ)
|
Penting dalam transfer energi
sebagai penyusu ATP (adenosin trifosfat); penyusun beberapa protein, koenzim,
asam nukleat, (RNA dan DNA), fosfolipid membran dan susbsrat metabolisme.
|
K (K⁺)
|
Berfungsi sebagai aktivator
enzim dalam proses fotosintesis dan respirasi, translokasi karbohidrat,
sintesis protein dan pati. Berperan dalam proses buka-tutup stomata karena
fungsinya dalam pengaturan potensi osmotik sel-sel. Sedikit perannya sebagai
penyusun komponen tanaman, sehingga umumnya tetap dalam bentuk ion.
|
Ca (Ca²⁺)
|
Berperan dalam struktur dan
permeabilitas membran, terutama karena fungsinya sebagai pengikat
antarmolekul-molekul fosfolipid-fosfolipid/protein penyusunnya, dan sebagai
aktivator beberapa enzim, tetapi juga sebagai inhibitor enzim lainnya.
|
Mg (Mg²⁺)
|
Penyusun klorofil dan aktivator
enzim-enzim dalam reaksi fotosintesis, respirasi dan sintesis RNA/DNA, serta
sebagai pemicu penyediaan energi kimia dari ATP yang dibutuhkan dalam
berbagai reaksi, seperti pada proses fermentasi glukosa.
|
S (SO₄²ˉ, SO₂)
|
Penyusun penting protein karena
merupakan bagian dari asam amino sistein dan methionin. Juga mengandung
vitamin seperti thiamin dan biotin, serta koenzim A yang penting dalam
respirasi serta sintesis dan pemecahan asam-asam lemak.
|
B (BO₃ˉ, HBO₃)
|
Diperkirakan penting dalam
translokasi gula, metabolisme karbohidrat, proses sintesis asam nukleat dan
berfungsi dalam membran.
|
Fe (Fe²⁺)
|
Dalam sintesis klorofil dan
bagian dari enzim-enzim tertentu dan protei pembawa elektron pada
fotosintesis dan respirasi, juga dalam proses fiksasi N.
|
Mn (Mn²⁺)
|
Katalisator beberapa sestem oksidasi-reduksi,
dan aktivator beberapa enzim, stimulator pemecahan molekul air pada
fotosintesis (produksi O₂), dan sebagai komponen
struktural pada sistem membran kloroplas.
|
Cu (Cu²⁺)
|
Sebagai bagian enzim sitokrom
oksidase dalam respirasi pada mitokondria dan plastosianin (protein
kloroplas), serta enzim/protein lain yang terlibat dalam reaksi
oksidasi-reduksi.
|
Zn (Zn²⁺)
|
Aktivator enzim yang mengatur
bermacam-macam aktivitas metabolik. Berperan dalam pembentukan klorofil dan
pencegahan kerusakan molekul-molekulnya.
|
Mo (MoO₄²ˉ)
|
Konstituen enzim nitrogenase
dalam proses fiksasi N dan bagian dari enzim nitrat reduktase yang mengubah
nitrat menjadi nitrit.
|
Co (Co²⁺)
|
Penting dalam sistem enzim
nitrogase pada fiksasi N-simbiotik oleh Rhyzobium.
|
Cl (Clˉ)
|
Aktivator sistem produksi O₂ (pemecahan molekul air) pada
fotosintesis dan dalam proses pembelahan sel.
|
Gejala defisiensi :
1.
Fe
(besi)
Defisiensi zat besi sesungguhnya
jarang sekali terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman terutama
daun yang kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat Fe (besi)
adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur pada tanah
yang berkelebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan
masalah pada daerah – daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat
berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun
tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada
tulang-tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi
warna kuning dan ada pula yang menjadi putih. Gejala selanjutnya yang paling
hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda yang banyak yang menjadi
kering dan berjatuhan. Tanaman kopi yang ditanam didaerah-daerah yang tanahnya
banyak mengandung kapur, sering tampak gejala-gejala demikian.
2. Mn (mangan)
Gejala-gejala
dari defisiensi Mn pada tanaman adalah hampir sama dengan gejala defisiensi Fe
pada tanaman. Pada daun-daun muda diantara tulang -tulang daun secara
setempat-setempat terjadi klorosis, dari warna hijau menjadi warna kuning yang
selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi tulang-tualng daunnya tetap berwarna
hijau, ada yang sampai ke bagian sisi-sisi dari tulang. Jaringan-jaringan pada
bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati,
mengering ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga
daun tampak menggerigi. Defisiensi ter-sedianya Mn akibatnya pada pembentukan biji-bijian
kurang baik.
3.
Cu
(tembaga)
Defisiensi unsur tembaga akan menimbulkan
gejala-gejala sebagai berikut : Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih
muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya
berubah warna menjadi coklat dan akhirnya mati. Pada bagian buah, buah-buah
tanaman umumnya kecil-kecil berwarna coklat pada bagian dalamnya sering
didapatkan sejenis perekat (gum). Gejala-gejala seperti terdapat pada tanaman
penghasil buah-buahan (yang kekurangan zat Cu), seperti tanaman jeruk, apel,
peer dan lain-lain.
4. Zn (seng/zinkum)
Tidak
tersediannya unsur Zn bagi pertumbuhan tanaman meyebabkan tanaman tersebut
mengalami beberapa penyimpangan dalam pertumbuhannya. Penyimpangan ini
menimbulkan gejala-gejala yang dapat kita lihat pada bagian daun-daun yang tua.
Bentuk lebih kecil dan sempit dari pada bentuk umumnya, Klorosis terjadi
diantara tulang-tulang daun,daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran
dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak.
5.
B
(borium)
Walaupun unsur Borium sedikit saja diperlukan
tanaman bagi pertumbuhannya tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman
gejalanya cukup serius, seperti :
Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan daun mati. Daun-daun baru yang masih kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga pertumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncup-kuncup yang mati berwarna hitam/coklat.
Pada bagian buah terjadi penggabusan, sedang pada tanaman yang menghasilkan umbi, umbinya kecil- kecil yang kadang-kadang penuh dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam, demikian pula pada bagian akar-akarnya.
Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan daun mati. Daun-daun baru yang masih kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga pertumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncup-kuncup yang mati berwarna hitam/coklat.
Pada bagian buah terjadi penggabusan, sedang pada tanaman yang menghasilkan umbi, umbinya kecil- kecil yang kadang-kadang penuh dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam, demikian pula pada bagian akar-akarnya.
6.
Mo
(Molibdenum/ Molibdin)
Molibdenum atau sering pula
disebut Molibdin tersedianya dalam tanah dalam bentuk MoS₂ dan sangat dipengaruhi oleh pH, biasanya pada pH
rendah tersedianya bagi tanaman akan kurang. Defisiensi unsur ini menyebab-kan
beberapa gejala pada tanaman, antara lain per-tumbuhannya tidak normal,
terutama pada sayur-sayuran. Secara umum daun-daunnya mengalami perubahan
warna, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering
dan mati. Mati pucuk ( die back ) bisa pula terjadi pada tanaman yang mengalami
kekurangan unsur hara ini.
7.
Cl
(khlor)
Defisiensi
unsur Cl atau Klorida dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang
abnormal (terutama pada tanaman sayur-sayuran), daun tampak kurang sehat dan
berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas
menunjukkan gejala seperti itu.
8.
Co
(cobalt)
Unsur Co belum diketahui secara tepat fungsinya bagi
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian unsur ini sangat
diperlukan oleh tanaman tingkat tinggi berdaun hijau. Unsur Co diperlukan oleh
rhizobia untuk mengikat unsur N, sehingga dengan demikian unsur ini secara
praktis mempengaruhi produksi tanaman kacang-kacangan. Dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa inokulasi rhizobia pada tanaman kacang-kacangan tidak dapat
tumbuh dengan baik karena kekurangan unsur Co. Unsur Co berperan juga sebagai pengaktif
enzim arginase, lecithinase, oxalacetic decarboxylase, dan malic enzim. Gejala
kekurangan unsur Co belum dapat diidentifikasi dengan jelas.
9. Na
(natrium)
Defisiensi
unsur Na atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman yang baru diketahui pengaruhnya
yaitu meng-akibatkan resistensi tanaman akan merosot terutama pada musim
kering. Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhan-nya tidak dapat meningkatkan
kandungan air (banyak air yang dapat dipegang per unit berat kering) pada
jaringan daun. Gejala-gejala lainnya belum diketahui secara jelas.
10. Si (silisium)
Unsur
Si atau Silisium hanya diperlukan oleh tanaman Serelia misalnya padi-padian,
akan tetapi kekurangan unsur ini belum diketahui dengan jelas akibatnya bagi
tanaman.
11. V (vanadium)
Vanadium merupakan unsur yang
essensiil bagi ganggang hijau, scenedesmus, tetapi untuk tanaman tingkat tinggi
belum terbukti. Vanadium dapat mengganti molybden sampai batas-batas tertentu
dalam butriso azotobakter. Beberapa peneliti mengemukakan pendapat tentang
peranan V pada rhizcbium, tetapi belum diterima secara umum. Hubungan unsur ini
dengan nutrisi tanaman sama sekali belum diketahui. Tanaman mengambil Vanadium dalam
bentuk ion vanadat, yang merupakan hasil pelapukan terhadap mineral sumber V.
Ion ini diketahui penting sebagai penukar sebagian Mo bagi Azotobcter dalam
memfiksasi N-atmosferik.
12. Se
(selenium)
Diserap
tanaman dalam bentuk anion bias selenat atau selenit. Fungsi Se bagi tanaman, yaitu Mempertahankan diri
dari herbivora, Selenium mempengaruhi pengambilan dan
akumulasi unsur-unsur dalam nutrisi tanaman.
Gejala defisiensi Se bagi tanaman yaitu Akumulasi unsur hara terganggu
menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati.
Tugas
2
Berikan penjelasan
mengapa beberapa unsur hara menunjukan gejala pada jaringan tua sementara
sisanya menunjukkan gejala pada jaringan muda ?
Jawab :
Gejala defisiensi hara pada
tanaman dipengaruhi oleh mobilitas (kemudahan untuk ditranslokasikan ke bagian
yang membutuhkan) hara dan fungsinya. Translokasi hara merupakan proses yang
terjadi secara kontinyu, dari akar ke bagian atas tanaman/bagia yang sedang
tumbuh kemudian ke bagian produksi. Proses ini akan terganggu jika suplai hara
terganggu sehingga tanaman mengalami defisiensi, yang ditandai oleh adanya gejala-gejala
yang tidak normal.
Unsur-unsur
hara yang mobil meliputi N, P, K, Mg dan Cl, sedangkan yang relatif immobil
meliputi Ca, S, B, dan Fe, serta di antaranya adalah Zn, Mo, Cu dan Mn. Gejala
defisiensi unsur-unsur mobil dimulai dari dedaunan bagian tua, sedangkan yang
immobil dimulai dari dedaunan muda/titik tumbuh.
Sumber literatur :
http://www.Rizal Emkha's Blog.html
http://wedang-kopi-item-manis.blogspot.com/2011/11/pengaruh-unsur-hara-terhadap-tanaman.html
Hanafiah,
Kemas Ali. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar